Sebuah Renungan

Oleh : Syaikh Mahmud Al – Mishri dalam Kitab Tamasya Ke Negeri Akhirat

Saudaraku tercinta, renungkanlah diri anda sendiri supaya anda mengetahui apa yang sebenarnaya  anda inginkan. Bahkan, untuk mengetahui apa yang menyibukan diri anda dari ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan mendekat kepada-Nya.

Jika harta menjadikanmu berpaling dari Allah, maka ketahuilah bahwa harta tidak akan memberikan manfaat kepadamu dalam kuburmu dan juga kehidupan akhiratmu, kecuali jika engkau menginfakkannya dalam ketaatan kepada Allah.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda,

Ada tiga hal yang mengikuti mayyit; Keluarga, Harta, dan amalannya. Dua hal itu akan kembali ke dunia sedangkan yang tersisa hanyalah satu. Keluarga dan hartanya akan kembali dan yang tersisa hanya amalannya” (HR Al- bukhari, 11/6514, kitab Ar Riqaq, dan Muslim ,2960, kitab az zuhud)

Inilah hakekat. Tidak bermanfaat bagimu kecuali amalan shalehmu.

Jika anak – anak yang memalingkanmu dari ALLAH, maka ketahuilah bahwa anak – anak merupakan kenikmatan bagi orang yang mampu menggunakannya dalam ketaatan kepada ALLAH, dan merupakan musibah (penderitaan) bagi orang yang- karenanya mereka berpaling dari ALLAH.

Karena itulah, ALLAH subhanahu wa Ta’ala Berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isteri dan anak-anakmu, ada yang menjadi musuhmu. Karena itu, berhati-hatilah terhadap mereka. Namun, jika kamu maafkan, kamu santuni, dan kamu ampuni kesalahan mereka, maka Allah Maha Pengampun dan Penyayang.

Sesungguhnya hartamu dan anak – anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi ALLAH pahala yang besar” (Surat At – Taghabun: 14- 15)

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda,

Sesungguhnya anak menjadi faktor penyebab kekikiran, sifat pengecut, kebodohan, dan kesedihan” (HR Al Hakim dari al aswad bin khalaf, dan ath – thabarani dalam al kabir dari khaulah bin Hakim, dan Al albani menshahihkannya dalm shahih Al jami)

Apabila anda mengarahkan anak-anak anda dalam ketaatan kepada ALLAH subhanahu wa Ta’ala dan menjadikan mereka berkhidmat kepada agamaNya, maka mereka akan menjadi nikmat yang mendatangkan manfaat dalam kehidupanmu dan setelah kematianmu.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda,

“Jika manusia telah mati, maka terputuslah seluruh amalannya kecuali tiga hal; Shadaqah jahriyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang shaleh yang berdoa untuknya” (HR Muslim)

Jika pangkat dan kedudukan itu yang memalingkanmu dari ALLAH subhanahu wa Ta’ala, maka ketahuilah saudaraku tercinta bahwa sesungguhnya pangkat dan kedudukan itu akan hilang.

Jika seluruh kenikmatan duniawi itu yang memalingkanmu dari ALLAH subhanahu wa Ta’ala, maka tuhan yang menciptakannya telah berfirman,

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.  Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS:Al hadid:20)

Dari Al – Mustaurid bin syaddad Radhiyallahu Anhu Berkata, Rasulullah bersabda,

“Dunia dibandingkan dengan akhirat hanyalah bagaikan salah seorang kalian yang mencelupkan satu jarinya kelautan, maka lihatlah dengan apa dia kembali?” (HR Muslim,2585, kitab Al Jannah wa Shifah Na’imaha wa Ahliha)

Dari Abu hurairah berkata, Rasulullah bersabda

“Dunia merupakan penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir” (HR Muslim 2956)

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menarik pundakku seraya berkata, “Sikapilah dunia seakan – akan engkau orang asing atau sekedar lewat saja

Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma , “Jika engkau berada di waktu sore, maka janganlah engkau menanti datangnya pagi, dan jika engkau berada diwaktu pagi, maka janganlah engkau menanti datangnya waktu sore dan gunakanlah waktu sehatmu sebelum datangnya sakitmu, dan waktu hidupmu sebelum datangnya waktu kematianmu”. (HR Bukhari, 6416)

Para ulama menafsirkan maksud hadits ini sebagai berikut; Janganlah engkau memfokuskan kepada dunia, janganlah mengatakan bahwa dirimu bakal kekal berada di dalamnya, terlalu menaruh perhatian padanya.

Dari Abu Al – Abbas Sahl bin Sa’ad As Sa’idi Radhiyallahu Anhu berkata, “Seorang lelaki datang menemui Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukanlah kepada tentang suatu amalan yang jika saya kerjakan maka ALLAh akan mencintaiku, dan orang – orang juga akan mencintaiku. Rasulullah menjawab,

Bersikap zuhudlah terhadap dunia niscaya ALLAH akan mencintaimu, dan berzuhudlah dari apa yang ada pada manusia, niscaya orang – orang akan mencintaimu ” (HR Ibnu Majah)

Dari Abdulah bin asy – syikhkhir Radhiyallahu Anhu berkata, “ Saya menemui Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam ketika beliau sedang membaca surat at Takatsur,

“Bermegah – megahan telah melalaikan kamu”

Lalu, beliau bersabda, “Anak Adam berkata; Hartaku, hartaku. “ Bukankah harta, wahai anak Adam, hanya berupa yang engkau makan maka akhirnya akan rusak, atau yang engkau pakai maka akan hancur, atau yang engkau belanjakan maka akan berlalu darimu? (HR Muslim 2328)

Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu Anhu berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidur diatas tikar, lalu terbangun, dan tikar itu membekas di pipinya. Kami berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana seandainya kami mengambilkan bantal untukmu.” Beliau bersabda, “Apalah dunia ini bagiku? Saya di dunia ini hanyalah bagaikan seorang pengendara yang bernaung dibawah pohon kemudian pergi dan meninggalkannya. (HR At tirmidzi)

Saudaraku tercinta, jadikanlah berbagai keinginan itu menjadi hanya satu keinginan saja, niscaya ALLAH akan mencukupkanmu dari berbagai keinginan dunia dan akhirat.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda;

Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai pelabuhan keinginannya maka ALLAH akan menjadikan kekayaan-NYA didalam hatinya dan menghimpun segala yang dimiliki-NYA untuknya dan memberikan kepadanya dunia. Dan, barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai ambisinya maka ALLAH akan menjadikannya kefakiran di antara kedua matanya dan menceraika- beraikan apa yang dimilikinya dan tidak memberikan bagian dunianya kecuali yang dikuasakan baginya” (HR At tirmidzi)

Dari Abdullah bin amr bin al ash Radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah bersabda

Sungguh telah beruntung orang yang berserah diri, rezekinya mencukupi, dan ALLAH menjadikan puas dengna apa yang diberikan kepadanya” (HR at tirmidzi)

Saudaraku tercinta , Bertaubatlah kepada ALLAH subhanahu wa Ta’ala dari segala kemaksiatan dan dosa. Ketahuilah bahwasanya engkau akan melupakan segala penderitaan di dunia dengan satu selaman saja di dalam surga, sebagaimana yang telah di beritahukan oleh Rasulullah.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah memberitahukan tentang fenomena agung ini tatkala beliau menceritakan tentang Hari kiamat,

Di datangkanlah pemilik kekayaan dunia yang termasuk penghuni neraka pada hari Kiamat, lalu dia dimasukan dalam neraka jahanam, lalu di katakan kepadanya, “wahai Anak Adam, apakah engkau melihat suatu kebaikan pun? Apakah engkau melihat suatu kenikmatan? Ia menjawab “Tidak, Wahai ALLAH”. Kemudian, didatangkanlah orang paling sengsara ketika di dunia dan dia termasuk dalam golongan penghuni surga, lalu dia dimasukan ke dalam surga, kemudian di katakan kepadanya, “Wahai anak adam, apakah engkau mendapatkan kesengsaraan di dalamnya? Apakah engkau mendapatkan suatu penderitaan didalamnya? Ia menjawab, “ Tidak Wahai ALLAH, saya tidak merasakan suatu kesengsaraan pun, dan tidak pula melihat suatu penderitaan ” (HR Muslim, Ahmad, dan An nasa’i)

Mari kita bermunajat kepada ALLAH subhanahu wa Ta’ala agar menganugrahi kepada kita husnul khatimah, menjadikan kuburan kita sebagai salah satu taman surga, mengiring kita dalam golongan orang – orang yang shaleh, memberikan kesempatan kepada kita untuk menemani baginda agung Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Juga, memberikan kepada kita kenikmatan memandang wajah-NYA yang maha mulia dalam surga – surga kenikmatan yang tidak pernah terlihat oleh mata siapapun, atau terdengar oleh telinga siapapun, dan tidak pula terbesit dalam hati manusia.

Leave a comment